Kemudahan pembayaran yang dibantu kemajuan teknologi semakin memudahkan Anda dalam beraktivitas. Salah satunya bisnis yang belakangan mengandalkan metode-metode online melalui aplikasi atau platform transaksi khusus untuk mempercepat prosesnya. Jika Anda menggunakan marketplace atau e-commerce dalam berbisnis, maka payment aggregator dan link menjadi dua metode yang kerap dijumpai.

Walau sama-sama ditujukan untuk pembayaran, payment dengan sistem aggregator dan link mempunyai perbedaan yang perlu diketahui untuk mencegah kesalahan. Apa saja faktor-faktor yang membuatnya tak bisa disamakan? Cek selengkapnya dalam penjelasan berikut!

  • Payment aggregator

Payment aggregator merupakan layanan dengan fasilitas pembayaran yang disediakan berbagai bank. Penyedia metode pembayaran ini biasanya mempunyai akun online dari sejumlah bank yang tersebar di Indonesia. Mereka lantas berperan sebagai pihak ketiga yang bertugas mengumpulkan semua transaksi di satu akun rekening. Kemudian, penyedia layanan akan meminjamkan akun bank lain kepada pemilik toko online atau merchant untuk kebutuhan transaksi dengan konsumen.

Dengan kata lain, saat konsumen memilih pembayaran dengan metode aggregator, mereka akan menebus tagihan ke nomor rekening bank yang dipinjamkan penyedia layanan. Dana lalu disalurkan ke rekening yang telah didaftarkan.

Apa yang membuat payment aggregator menunjang pertumbuhan bisnis? Bagi pebisnis baru, pembayaran yang menggunakan metode ini memudahkan mereka menerima pembayaran tanpa perlu mengeluarkan modal besar yang biasanya diperlukan saat ingin bermitra dengan bank.

Namun, Anda juga perlu mengantisipasi biaya administrasi karena sistemnya menerapkan pembayaran flat yang nominalnya relatif kecil untuk tiap transaksi. Jadi pastikan perhitungannya tak memelesat di setiap transaksi supaya tak ada pihak yang merasa dirugikan.

  • Payment link

Lalu, bagaimana dengan payment link? Sesuai namanya, jenis pembayaran ini memakai link atau tautan sederhana yang akan mengarahkan konsumen menuju laman transaksi yang telah ditentukan pihak penjual. Tautan tersebut harus mudah diakses tanpa mengharuskan konsumen melakukan log in ke media sosial atau website. Di sisi lain, tautan yang dipakai untuk pembayaran dapat dibagikan ke berbagai platform bahkan aplikasi pemesanan yang akan meningkatkan konversi penjualan.

Seperti metode aggregator, pembayaran yang memanfaatkan tautan akan memudahkan pebisnis menjalankan transaksi. Mereka biasanya menggunakan pembayaran ini sebagai invoice, sebab ada nomor invoice yang biasanya tercantum untuk mencegah kesalahan yang menghambat transaksi.

Cara kerja yang diaplikasikan pada sistem pembayaran ini detail, tetapi sangat simpel. Link atau tautan lewat laman payment gateway dengan mengisi detail identitas pembeli dan total pembayaran yang harus dipenuhi. Kemudian, tautan yang disiapkan dapat dibagikan penjual ke pembeli.

Setelah menerima payment link, pembeli lantas dapat memeriksa detail invoice dan memilih metode yang dibutuhkan. Begitu pembayaran dikonfirmasi, baik penjual atau pembeli akan mendapatkan notifikasi yang memuat pernyataan bahwa transaksi sudah selesai dilakukan.

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, Anda dapat menarik kesimpulan perbedaan antara payment yang memakai metode aggregator dan link. Pada metode aggregator, pembayaran mengandalkan akun online yang disiapkan penyedia jasa untuk mengumpulkan transaksi. Mereka pun bakal menjembatani antara penjual dan pembeli yang membutuhkan akun untuk menyalurkan dan menerima dana.

Berbeda dengan pembayaran link, karena dalam cara kerjanya lebih praktis memakai tautan yang disiapkan pihak penjual. Tanpa perlu log in, konsumen dapat meneruskan transaksi melalui link yang dikirimkan dan menuntaskannya agar pesanan bisa segera dikirimkan.

Itulah perbedaan antara payment link dan aggregator. Semoga bermanfaat!

By Desta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *